Digital Clock

Kamis, 04 Agustus 2011

"Manusia Ber-tanduk" (the next story..)

Waduuh, mau ngelanjutin cerita aja hampir 2 tahun lamanya. Lha kalo begini caranya, kapan blog ini jadi bermanfaat (think my self.... ting..ting..???)
Tapi gak pa pa, lanjutin aja. Walaupun mungkin sebagian detail ceritanya agak berubah karena sudah lupa. (kayak kata para koruptor yg tertangkap KPK "wah sudah lupa tuh"). 
Lanjut-lanjut... Akhirnya dari pada penasaran ya aku tanya aja sama tukang pijitnya, "Bang kenapa tanduk2 ini dipasang dipunggung?? Kata abang, "Ohh ini namanya dibekam mas, kalo mas mau boleh panggil saya ke rumah (home visit gituh kayak okupasi terapis aja he he). Atau disini aja kalo mas gak malu. Dijamin badan enak, masuk angin hilang, darah lancar, menyembuhkan banyak penyakit dan bla bla bla.... lainnya (sok tahu banget)". Mungkin juga sih, aku ingat pernah dibekam temanku. Dia seorang medis dg peralatan yang serba higienis dan steril. Peralatan lebih modern. Memang betul, ke badan rasanya enak betul, jadi jarang masuk angin. Tapi yang ini?, setelah kuperhatikan betul, waduh alat-alatnya yang serba tradisional!!?? Gimana jadinya si pasien nanti. Belum lagi kalo mikirin tempatnya yang di stasiun depok lama yang kumuh (saat itu), depannya tempat pembuangan sampah, dan pasti banyak debu, apalagi kalau ada kereta lewat. Huuuhh gak kebayang deh, apalagi aku ini kan paramedis di rumah sakit gitu loh. Yang serba harus higienis, steril dsb dsb... (itu dulu juga).

TAPI, SUNGGUH ternyata dengan melihat "manusia ber-tanduk" ini menjadi ones of "MY TURNING POINT" in this life. Lhah, apa hubungannya ya?? Wuiiihh banyak

Pertama, Kalo dipikir-pikir apa pendidikan orang ini sampai berani-beraninya buka pengobatan di tempat publik (di emperan stasiun lagi!). Sarjana medis atau paramedis gitu?? ahh gak mungkin. Mana mau sarjana medis seperti ini? Kalo bukan karena malu pasti karena kurang keren. Tapi justru karena kata berani dari kata "berani-beraninya" di atas yang menjadi inspirasi. Mereka (tukang pijit itu dan mungkin yang lainnya) berani bergerak, berusaha tanpa harus menghinakan diri untuk meminta-minta. Mereka berani menantang kehidupan ini dengan keterbatasan mereka. Sementara, aku ini seorang sarjana muda, pegawai pemerintah, berbaju keren.... Beraninya apa?? Nuntut kenaikan gaji, tambahan insentif, kenaikan golongan?? Protes kalo gaji ke-13 terlambat turun. Apa bedanya aku dengan peminta-minta. Sungguh malu, kerja aja gak becus, suka datang terlambat, korupsi waktu (karena gak berani korupsi uang/ karena juga gak ada uang yang bisa dikorupsi he he). Maluuu sama mereka, seorang rakyat kecil yang pajak mereka pun ikut ku makan melalui gajiku. Bahkan ikut pula dimakan oleh anak istriku. Itu dulu waktu aku jadi PNS (mungkin PNS lain gak seperti itu?!?! kali yaa). Tapi betul keberanian mereka itu menjadi inspirasi keberanianku untuk keluar dari PNS.

Kedua, alat-alatnya sih sederhana, hanya kop dari tanduk, minyak2an gitu (katanya sih minyak herba), pemantik api, dll... yang gak jelas. Pokoknya gak perfect-lah, jauh dari kata sempurna. Tapi mereka berani melangkah tanpa menungu sempurna. Mereka berani membuka lapangan usaha sendiri untuk menghidupi diri mereka dan anak istrinya.Tanpa harus berebut dengan orang lain untuk sebuah job dengan seragam keren dan tentu saja fee yang keren (maunya begitu??). Tanpa harus menyogok puluhan juta bahkan ratusan juta untuk jadi PNS (kalo yang ini, aku gak begitu, sorry lah yauw. Aku jadi PNS karena memang aku mampu tanpa uang tapi pakai OTAK). Hallaaah malah sombong jadinya. Tapi astaghfirullah, bukan itu maksudnya. Lebih baik uang itu buat modal usaha, pasti jauh lebih sempurna dan lebih siap dibanding tukang pijit tadi. Jauh lebih berkah dan halal. OTAK tetep dipakai untuk sebuah kreatifitas tanpa nunggu kata sempurna. Gak perfect gak pa pa tapi beranilah melompat tanpa takut jatuh!! That's the point, Gak perfect gak pa pa. Dan sekarang aku berani membuka usaha di kota yang jauuuh lebih kecil dibanding Jakarta. Yang kayaknya bakalan susah banget untuk dapet penghasilan layak seperti sebelumnya. Ha ha Gak perfect gak pa pa tapi sekarang aku punya keberanian untuk melompat menjadi pengusaha (halah gayanya, padahal baru kecil2an aja. Tapi siapa tahu nanti jadi besar?? amiin).

Ketiga, Bekam, atau alhijamah (bhs arabnya), ini ternyata betul2 menjadi salah satu penyembuh penderitaanku selama ini. Se-abreg keluhan sakit untuk seorang pegawai rumah sakit dengan jaminan ASKES tapi gak pernah sembuh. Tempat kerjaku gudangnya profesor dan para dokter ahli, best of the best lahh pokoknya. Tempat kerjaku gudangnya obat-obatan dengan berbagai alat dan teori pengobatan. Bahkan kalo berobat pun aku gak perlu bayar. Apa kurangnya coba???!! Gak ada kurangnya. This hospital really best of the best termasuk para pakarnya (paling tidak untuk di Indonesia mungkin juga untuk se-ASEAN). Tapi yang jelas, belum ketemu jodoh pengobatannya justru di tempat para pakar dan obat-obatan. Sakit maag kronis, sering pusing migrain, gejala thypus kambuhan, leher, punggung dan bahu kaku dan sakit. Halaahhh penyakit sebanyak itu untuk seorang terapis yang sering mengobati pasien?? IRONIS sekali (gak banyak yang tahu kecuali kalo baca blog ini). Tapi sekarang setelah 2 tahun keluar dari kerjaan tercintaku, aku gak pernah konsul ke dokter lagi, ALHAMDULILLAH bangett. Yah, BEKAM, darahku dikeluarkan dari tubuh dengan cara dikop dan dijarum lancet. Ngerii??? ya awal2 ngerii. Banyak pertanyaan berkecamuk di kepala. Higienis gak, steril gak, jangan2 nanti infeksi, kuat gak darah diambil dan yang pasti sakit gak???? Tapi, YAKIN, ini pengobatan nabi Muhammad, SAW, pasti lebih best of the best. Subhanallah, setelah dibekam, huuhhh legaa. Luar biasa, baru sekali ini aku ngerasain badan ringan, tidur nyenyak. Sakit karena jarum?? Gak lah, cuman cekit cekit cekit (kayak iklan obat sakit lambung). Dan sekarang setelah banyak belajar bekam, ini jadi salah satu keahlian baruku.

Keempat, Minyak Herba, lho kenapa?? dengan minyak herba yang terjual laris manis di Herbal Shop-ku ini, aku dapet bonus pergi ke Malaysia gratis tis tis. Tentu saja minyak herba yang dijual berbeda dengan minyak herbanya bapak tukang pijit tadi. Tapi paling tidak itulah inspirasinya. Herba, pengobatan dengan obat2an yang alamiah, betul2 menjadi obat keduaku setelah bekam. Bahkan alhamdulillah lagi, anak istriku pun juga hampir 2 tahun ini gak ke dokter lagi (kecuali saat anakku sunat dan istriku keguguran kandungannya). Anak panas, batuk, muntah, mencret, pusing, pilek bahkan radang kelenjar di leher?? Atau berbagai keluhan sakit yang lain. Insyaallah jawabnya HERBA, alhamdulillah gak pakai obat dokter. Padahal dulu waktu di Jakarta, kalo gak ke dokter gak afdhol rasanya. Sebulan 2 kali, walaupun cuma pilek. Banyak tanaman obat atau pun yang sudah dibuat kapsul herba yang lebih baik dari obat-obatan yang ada. Indonesia ini negara yang luar biasa karunianya. Penuh dengan hutan tanaman obat. Segala yang kita butuhkan sudah ada disini. Yah mungkin sedikit lebih mahal karena bukan pabrikan masal kayak obat2an kimia. Tapi nilai alamiahnya ini yang luar biasa. Yang lainnya aja, yang alamiah juga lebih mahal kok. Beras organik, sayur organik, buah organik dan lain2. Tapi kan sehat gitu. Tidak khawatir ada penumpukan zat2 kimia dalam tubuh. Badan jadi lebih fit dan daya tahan tubuh lebih baik. Bahkan bisa jadi solusi detoksifikasi dan penurunan berat badan.
Kembali ke soal bonus ke Malaysia tadi. Memang karena sebagian herbal aku ambil dari perusahaan dari Malaysia dan memang khasiat minyak herbanya yang fenomenal jadilah best seller di kotaku. Dan hasilnya Tour Malaysia 5 hari gratis tis tis.

Sudah ahh, sudah dulu ceritanya. Lain kali cerita yang lain, insyaallah juga seru dan inspiratif. Semoga gak nunggu 2 tahun buat nulis lagi. These are enough story for now. Sederhana sih, tapi itulah kehidupan. Sesuatu yang sederhana bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga kalo kita mau membacanya walau hanya dari seorang tukang pijit jalanan. IQRO' (bacalah!!).
Semoga bermanfaat, wassalam